Berkebun Buah Hidroponik


Berkebun Buah Hidroponik ~ Bercocok tanam hidroponik ini bisa dilakukan secara sederhana di rumah atau pada lahan terbatas dan tak harus bermodal besar. Namun jika untuk bisnis, karena cukup menjanjikan, pelaku usaha perlu membangun infrastruktur yang menelan biaya lumayan besar, dimana infrastuktur ini bisa digunakan bertahun-tahun.

Kunjungi Juga: https://arenaprinter.wordpress.com

Agrowisata Cilangkap, Jakarta Timur, adalah salah satu tempat budidaya tanaman sayur dan buah hidroponik komersial yang dikelola oleh Muhammad Sidik dan Syafrizal. Unit produksi sayuran dan buah tanpa media tanah ini mulai dijalankan pertama kali sejak 2008 dengan modal awal sekitar Rp3 miliar yang merupakan modal patungan 10 orang.

"Karena kita punya teknologi hidroponik yang pernah diuji menghasilkan sayuran dan buah kualitas bagus yang diminati banyak supplier supermarket, kebetulan ada 10 investor makanya kami serius garap pertanian hidroponik yang menghasilkan sayur dan buah kualitas bagus," kata Sidik.

Beberapa sayur dan buah yang dibudidayakan di Agrowisata Cilangkap ini antara lain kangkung, bayam merah, bayam hijau, kailan, pakchoy, caisim, melon, dan masih banyak lainnya. Sementara itu, sayuran buah yang baru ditanam berupa terong telunjuk asal Medan. Untuk melon yang dibudidayakan adalah melon gordes (yang berjaring), melon golden appolo (melon yang berkulit kuning), dan melon hanoi (melon hijau tak berjaring).

"Kami di sini hanya menanam komoditas yang sudah ada permintaannya" ungkap Sidik.
Budidaya sayuran hidroponik di Agrowisata Cilangkap ini, membutuhkan waktu sekitar 14-25 hari sampai siap panen, sedangkan melon perlu waktu selama 75 hari. Setiap hari bisa diproduksi sebanyak 150-200 kg sayuran, sedangkan melon bisa panen 4 kali dalam setahun. Jika dibandingkan dengan tanaman non-hidroponik, cara ini lebih cepat panen. Sebagai contoh, melon yang normalnya baru panen setelah 90 hari, dengan cara ini bisa panen dalam waktu 75 hari, sedangkan sayuran bisa mencapai 30 hari baru bisa dipanen dengan budidaya konvensional.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Printer Canon E410

Tiap bulannya, Sidik dan Syaf mendapat omzet sebesar Rp75 juta dari penjualan sayuran sebanyak 150 kg/hari dan Rp15 juta dari penjualan melon sekitar 1,5 ton tiap 3 bulan sekali. Dari hasil panen tersebut, keuntungan yang didapat sebesar 80%.

Besarnya keuntungan tersebut, juga karena usaha budidaya buah dan sayur hidroponik ini tidak membutuhkan tenaga kerja yang terlalu banyak. Sebab, dari satu unit green house hanya dibutuhkan 3 orang tenaga kerja.

"Menyoal prospek, ke depannya, usaha dengan cara ini masih berprospek bagus, terbukti masih terus berdatangannya pihak yang memesan sayuran hasil sistem tersebut. Persaingannya pun tidak terlalu ketat dan hasil produksi selama ini selalu terserap pasar," tutur Sidik.

Artikel Pilihan:

Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Hidup Sehat Mulai Dari Dini - All Rights Reserved - Distributed By Artworkdesign - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger